Oleh Noor Roufiq A, Sabtu, 23 Agustus 2014 13:42
Penyakit diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. Walaupun DM merupakan penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak tepat. Pengelolaan DM memerlukan penanganan secara multidisiplin yang mencakup terapi non-obat dan terapi obat.
Penyakit diabetes mellitus dibagi menjadi dua tipe yaitu:
DM tipe 1 yaitu tubuh penderita hanya memproduksi sedikit sekali insulin atau tidak sama sekali. Gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).
DM tipe 2 yaitu tubuh penderita masih mampu menghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam pemenuhannya karena terjadi resistensi insulin dimana insulin tidak bekerja secara maksimal. Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
Pada tubuh kita, insulin bertugas membawa glukosa ke seluruh jaringan tubuh, sehingga glukosa tidak menumpuk di dalam darah yang menyebaban kadar glukosa darah tinggi. Gula darah bermanfaat sebagai pemasok energi tetapi kadarnya harus tepat, tidak boleh terlalu tinggi ataupun rendah. Sayangnya tubuh penderita diabetes tidak mampu mengelola kadar gula dalam darah, maka tubuh mereka selalu kekurangan energi. Akibatnya, tubuh memberi sinyal ke otak untuk merangsang rasa lapar, sehingga menimbulkan keinginan untuk banyak makan. Yang bahaya jika penderita diabetes makan lebih banyak karena merasa lapar, sehingga makin meningkatkan kadar gula dalam darah tanpa ada peningkatan energi. Makanan dengan IG yang rendah diserap tubuh menjadi gula darah dengan lebih lambat, maka kadar gula darah dalam tubuh pun menjadi lebih terkontrol, sehingga pola ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes.
Konsep Indeks Glikemik (IG) mengelompokkan karbohidrat berdasarkan efeknya terhadap gula darah setelah pangan dikonsumsi. Penerapan konsep IG dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan jumlah dan jenis pangan sumber karbohidrat yang tepat untuk meningkatkan maupun menjaga kesehatan. IG pangan adalah nilai yang menunjukkan bagaimana efek makanan (khususnya karbohidrat) terhadap gula darah setelah makan selama dua jam. Pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat memiliki IG tinggi, sebaliknya pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan lambat memiliki IG rendah.
Beberapa manfaat mengetahui indek glikemik untuk kesehatan, diantaranya yaitu:
Menurunkan Berat Badan/Obesitas. Makanan yang memiliki nilai IG rendah biasanya memiliki serat yang cukup banyak, sehingga bisa membuat kenyang bertahan lama di dalam perut.
Mencegah dan Menjaga Diabetes. Makanan berindeks glikemik tinggi meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Bagi penderita diabetes disarankan untuk menerapkan diet rendah indeks glikemik, dengan tetap mewaspadai pengaruh makanan tinggi lemak.
Mencegah Kanker. Adanya korelasi antara makanan tinggi indeks glikemik dengan kenaikan risiko kanker kolorektal, kanker payudara dan mungkin juga kanker ovarium dan prostat. Dr Atkins dalam New Diet Revolution menyebut hubungan antara kanker dengan indeks glikemik yang didasari oleh fakta bahwa sel kanker “mendapatkan makanan dari gula.” Penderita kanker payudara lebih mungkin untuk selamat dan kurang mengalami kekambuhan jika tingkat insulin tubuh mereka lebih rendah.
Mencegah Penyakit jantung. Risiko penyakit jantung meningkat sejalan dengan total kolesterol tubuh Anda. American Journal of Clinical Nutrition juga melaporkan bahwa diet rendah indeks glikemik mengurangi kolesterol jahat dan trigliserida dalam waktu satu bulan. Diet tersebut sekaligus mengurangi risiko infark miokard fatal.
Sumber : http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=582&Itemid=59
Sebagai catatan : jika indeks glikemik glukosa adalah 100, maka : 1). Nilai indeks glikemik rendah adalah ≤ 55; 2). Nilai indeks glikemik sedang adalah 56 -69; 3). Nilai indeks glikemik tinggi adalah ≥ 70.
Ada beberapa macam gula yang disebut-sebut dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk penderita diabetes, salah satunya adalah gula aren. Namun, apakah benar gula aren dapat menjadi pengganti gula pasir yang aman untuk pengidap diabetes? Apakah gula aren dapat menurunkan risiko lonjakan gula darah? Berikut ulasan lengkapnya.
Apa saja manfaat gula aren untuk penderita diabetes?
Gula aren terbuat dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau. Pemanis alami ini berwarna coklat tua cair dan biasanya dijual dalam bentuk cetakan bulat atau kotak.
Pemanis ini mungkin bisa menggantikan gula pasir untuk pengidap diabetes, tetapi perlu diingat bahwa gula aren bukan termasuk pengganti gula untuk pengidap diabetes.
Artinya, gula aren mungkin tidak lebih baik daripada gula pasir sebagai pemanis dalam makanan atau minuman untuk dikonsumsi pengidap diabetes.
Meskipun begitu, gula aren digadang-gadang memiliki beberapa manfaat untuk pengidap diabetes.
Berikut manfaat yang bisa diperoleh diabetesi dari gula aren.
Punya indeks glikemik (IG) lebih rendah daripada gula pasir gula
Kadar gula dalam gula aren lebih rendah daripada gula pasir yang biasanya digunakan sebagai pemanis tambahan di minuman dan masakan. Dilansir dari laman U.S Department of Agriculture, 100 g (gram) gula aren mengandung 84,21 g gula alias sedikit lebih rendah daripada kandungan gula di gula pasir yaitu 100 g.
Gula aren juga memiliki indeks glikemik (IG) 35 yang lebih rendah daripada gula pasir dengan 68 sebagai IG-nya. Ini membuat gula aren mungkin dapat dijadikan sebagai pengganti gula pasir untuk pengidap diabetes.
Namun, Anda tetap dianjurkan untuk membatasi pemakaiannya dalam makanan atau minuman Anda.
Mengontrol gula darah
Gula aren mengandung inulin dalam jumlah yang cukup banyak. Berbeda dengan insulin pada diabetes, inulin adalah salah satu jenis serat dan sumber karbohidrat yang dapat membentuk bakteri baik di usus.
Serat ini dapat memberikan manfaat untuk para pengidap diabetes, termasuk mengontrol gula darah agar tetap stabil. Hal tersebut terbukti dalam penelitian yang dipublikasikan Diabetes & Metabolism Journal pada tahun 2013.
Namun, perlu dilakukan studi lanjutan untuk membuktikan seberapa efektif inulin dalam gula aren guna membantu pengidap diabetes mengontrol kadar gula darahnya.
Membantu meningkatkan kekebalan tubuh
Penelitian yang dipublikasikan di Diabetes & Metabolism Journal pada tahun 2013 juga menemukan bahwa inulin dapat membantu meningkatkan antioksidan dalam tubuh pengidap diabetes. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism menyebutkan bahwa antioksidan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi diabetes.
Artinya, konsumsi gula aren mungkin dapat membantu pengidap diabetes terhindari dari komplikasi penyakit akibat diabetes, seperti serangan jantung, stroke, hingga gagal ginjal.
Meskipun begitu, penelitian lanjutan tetap dibutuhkan untuk membuktikan sejauh mana gula aren dapat meningkatkan antioksidan dalam tubuh pasien diabetes.
Meningkatkan sensitivitas insulin
Studi yang dipublikasikan di Annals of Nutrition and Metabolism menemukan manfaat inulin untuk para pengidap prediabetes. Penelitian tersebut menyebutkan inulin mungkin dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi risiko terjadinya diabetes. Namun, studi tersebut mengatakan bahwa penelitian lanjutan dibutuhkan untuk membuktikan kebenarannya secara lebih rinci.
Artinya, gula merah yang mengandung inulin mungkin juga memiliki manfaat di atas, tetapi belum ada studi yang bisa mengonfirmasi hal tersebut.
Jangan lupa tetap batasi konsumsi gula aren, ya!
Manfaat gula aren untuk diabetes yang telah disebutkan di atas mungkin membuat Anda ingin cepat-cepat beralih dari gula pasir. Namun, ingatlah bahwa gula ini juga mengandung glukosa yang merupakan musuh para pengidap diabetes.
Anda bisa menambahkan gula aren pada makanan atau minuman dalam takaran yang sedikit guna memberikan cita rasa. Selain gula aren, Anda mungkin bisa mengganti gula pasir dengan pemanis rendah kalori dan karbohidrat, seperti:
pemanis buatan seperti sucralose,
alkohol gula seperti xylitol, dan
pemanis yang diturunkan secara alami seperti stevia.
Mayo Clinic menyebutkan bahwa penderita diabetes memang perlu membatasi asupan gula, tetapi bukan berarti tidak boleh sama sekali. Diet atau asupan makanan untuk diabetes berfokus pada makanan sehat.
Oleh karena itu, menyantap makanan manis sekali-sekali bukanlah masalah. Asalkan, Anda memakannya dalam jumlah wajar.
Jika Anda begitu menginginkan makan makanan manis, diskusikan dengan dokter tentang hal tersebut. Dokter mungkin akan memasukkan camilan kesukaan Anda pada daftar diet diabetes. Anda juga tetap bisa makan kudapan kesukaan dengan penyesuaian kadar gula dan lemak. Dokter atau ahli gizi akan membuatkan takaran makanan yang tepat untuk kondisi Anda.
Sumber: https://hellosehat.com/diabetes/gula-aren-untuk-diabetes/
Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli : 27 Agustus 2021
“Gula aren saat ini menjadi sangat populer di dunia kuliner, khususnya bagi pecinta kopi. Pertanyaannya, apakah boleh jika pengidap diabetes mengonsumsinya? Untuk menjawab boleh atau tidaknya, kamu perlu mencari tahu kandungan glukosa pada gula aren, serta dampaknya terhadap kenaikan kadar gula darah dalam tubuh.”
Halodoc, Jakarta – Para pengidap diabetes dianjurkan untuk mengurangi atau tidak mengonsumsi gula pasir, untuk mencegah lonjakan kadar gula darah dalam tubuh, serta menghindari kompilasi. Sebagai gantinya, gula aren menjadi alternatif lain yang dinilai lebih sehat. Apakah hal tersebut benar adanya? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya berikut ini.
Bolehkah Pengidap Diabetes Mengonsumsi Gula Aren?
“Gula aren saat ini menjadi sangat populer di dunia kuliner, khususnya bagi pecinta kopi. Pertanyaannya, apakah boleh jika pengidap diabetes mengonsumsinya? Untuk menjawab boleh atau tidaknya, kamu perlu mencari tahu kandungan glukosa pada gula aren, serta dampaknya terhadap kenaikan kadar gula darah dalam tubuh.”
Halodoc, Jakarta – Para pengidap diabetes dianjurkan untuk mengurangi atau tidak mengonsumsi gula pasir, untuk mencegah lonjakan kadar gula darah dalam tubuh, serta menghindari kompilasi. Sebagai gantinya, gula aren menjadi alternatif lain yang dinilai lebih sehat. Apakah hal tersebut benar adanya? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya berikut ini.
Nutrisi yang Terkandung dalam Gula Aren
Gula aren terbuat dari sari pohon aren yang masih satu keluarga palem. Gula ini memiliki karakteristik berwarna coklat gelap, cenderung hitam. Rasanya lebih lebih manis, dengan aroma yang lebih kuat ketimbang gula merah atau gula jawa. Gula ini bisa didapatkan dengan dua langkah, yaitu:
Mengumpulkan getah cair yang berasal dari bunga jantan pohon enau.
Kemudian getah tersebut dipanaskan hingga airnya menguap.
Nah, produk akhirnya yang berwarna coklat tua cair siap untuk dicetak. Gula aren berbeda dengan gula kelapa, meski cara pembuatannya sama, keduanya didapatkan dari pohon yang berbeda. Dalam satu sendok makan gula aren atau setara dengan 15 gram, mengandung 14,5 gram karbohidrat atau setara dengan 59,4 kalori. Bukan hanya kalori saja, gula aren mengandung banyak asupan baik, seperti:
Mengandung fosfor sebesar 3,6 miligram.
Mengandung kalium sebesar 13,5 miligram.
Mengandung kalsium sebesar 8,5 miligram.
Mengandung magnesium sebesar 2,1 miligram.
Mengandung natrium sebesar 0,3 mg.
Mengandung vitamin B.
Mengandung antioksidan.
Mengandung serat.
Gula aren memang tidak semanis gula pasir, karena tidak terdiri dari 100 persen gula. Kandungan gula dalam gula aren hanya sebanyak 78 persen saja, dengan tambahan vitamin, antioksidan, serat, dan mineral. Sejumlah kandungan baik tersebut yang membuat gula aren memiliki indeks glikemik lebih rendah daripada gula pasir. Semakin rendah indeks glikemik, maka semakin sedikit pengaruhnya terhadap kadar gula darah.
Apakah Aman Dikonsumsi Pengidap Diabetes?
Meski mengandung indeks glikemik lebih rendah dari gula pasir, takaran konsumsi bagi pengidap diabetes harus dibatasi. Pasalnya, gula aren tetap memiliki kandungan glukosa, yang menjadi musuh para pengidap diabetes.
Untuk menambahkan rasa manis pada makanan dan minuman, kamu hanya disarankan untuk mengonsumsinya dalam jumlah sedikit. Harus tetap dibatasi, sama seperti dengan gula pasir.
Supaya lebih aman, sebaiknya kamu mengonsumsi minuman atau makanan dengan campuran bahan asli, seperti madu atau kayu manis. Madu dan kayu manis dinilai lebih aman karena tidak terlalu cepat menaikkan kadar gula darah dalam tubuh.
Jadi intinya, sah-sah saja jika pengidap diabetes yang tidak menghasilkan cukup insulin mengonsumsi gula aren. Namun, harus dalam batasan wajar, agar gula darah tetap terkontrol dengan baik. Untuk lebih jelasnya mengenai penjelasan di atas, kamu bisa mendiskusikannya langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya.
Referensi:
Nourish by WebMD. Diakses pada 2021. Palm Sugar: Are There Health Benefits?
Medical News Today. Diakses pada 2021. Can people with diabetes eat coconut palm sugar?
Healthfully. Diakses pada 2021. How Does Palm Sugar Affect Blood Glucose?Healthline. Diakses pada 2021. The 16 Best Foods to Control Diabetes.
Sumber: https://www.halodoc.com/artikel/bolehkah-pengidap-diabetes-mengonsumsi-gula-aren